Selasa, 24 September 2013

Biofarmasetika

Biofarmasetika terdiri dari dua kata, bio yang dalam kata biologi artinya in vivo (dalam tubuh makhluk hidup) dan farmasetika artinya pembuatan obat. Jadi, Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari hubungan sifat fisikokimia formulasi obat terhadap bioavailabilitas obat. Biovailabilitas menyatakan kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik. Oleh karena bioavailabilitas suatu obat mempengaruhi daya terapetik, aktivitas klinik, dan aktivitas toksik obat, maka mempelajari biofarmasetika menjadi sangat penting. Biofarmasetika bertujuan untuk mengatur pelepasan obat sedemikian rupa ke sirkulasi sistemik agar diperoleh pengobatan yang optimal pada kondisi klinik tertentu (Shargel, 2005).
 
Absorpsi sistemik suatu obat dari tempat ekstravaskular dipengaruhi oleh  sifat-sifat anatomik dan fisiologik tempat absorpsi serta sifat-sifat fisikokimia atau produk obat. Biofarmasetika berusaha mengendalikan variable-variabel tersebut melalui rancangan suatu produk obat dengan tujuan terapetik tertentu. Dengan memilih secara teliti rute pemberian obat dan rancangan secara tepat produk obat, maka bioavailabilitas obat aktif dapat diubah dari absorpsi yang sangat cepat dan lengkap menjadi lambat, kecepatan absorpsi yang diperlambat atau bahkan sampai tidak terjadi absorpsi sama sekali. Sewaktu obat mengalmai absorpsi sistemik berbagai proses fisiologik normal yang berkaitan dengan distribusi dan eliminasi biasanya tidak dipengaruhi oleh formulasi obat. Oleh karena faktor-faktor tersebut terlibat di dalam bioavailabilitas obat, khususnya pada absorpsi dalam saluran cerna, maka kadar obat sesudah pemakaian enteral lebih bervariasi dibandingkan kadar obat sesudah pemakaian parenteral (Shargel, 2005).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar