Kamis, 26 September 2013

Pengertian Komputer dan Teknologi Informasi

A. PENGERTIAN KOMPUTER

Menurut Para Ahli Pengertian Komputer telah mengalami banyak perkembangan dari yang pada awalnya digunakan untuk menyebutkan orang yang dalam pekerjaannya melakukan perhitungan operasi Aritmetika, namun seiring waktu dengan perkembangannya istilah komputer mengacu kepada sebuah mesin sebagai alat hitung. Komputer dijaman modern mengarah ke sebuah rangkaian alat elektronik yang mampu melakukan banyak tugas dan memiliki banyak fungsi. Istilah Komputer berasal dari sebuah bahasa latin yaitu computare yang berarti menghitung dan dalam bahasa inggris bisa disebut to compute, yang pada awalnya ditujukan pada orang yang menghitung dan setelah itu ditujukan kepada sebuah alat hitung mekanis lalu seiring perkembangan menjadi alat istimewa yang mampu melakukan berbagai hal yang menakjubkan. Definisi Komputer dapat di terjemahkan sebagai sekumpulan alat elektronik yang satu sama lain saling bekerja sama terkoordinasi dibawah kontrol program dengan kemampuan dapat menerima data (input) lalu mengolah data (proses) tersebut dengan menghasilkan informasi (output). Komputer pada saat sekarang ini menjadi bagian penting perannya dalam kehidupan manusia baik untuk membantu berbagai aktivitas pekerjaan ataupun untuk multimedia hiburan yang lengkap. Beberapa sumber terpercaya dalam berbagai media online dan juga media cetak seperti buku-buku komputer beberapa ahli telah mendefinisikan komputer diantaranya adalah sebagai berikut ini : 
1.       V.C. Hamacher et al, 1982 Komputer merupakan mesin penghitung elektronik yang dengan cepat dapat menerima informasi input digital, memrosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya dan menghasilkan output informasi.
2.       Robert H. Blissmer, 1985 Komputer ialah suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas seperti menerima input, memroses input, menyimpan perintah-perintah dan menyediakan output dalam bentuk informasi.
3.       Donald H. Sanderes, 1985 Komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data dengan cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan agar secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya, dan menghasilkan output di bawah pengawasan suatu langkah-langkah instruksi program (Sistem Operasi) yang tersimpan di didalam penyimpannya (stored program).
4.       Elias M. Awad Komputer sebuah alat hitung yang memproses data untuk disajikan dalam bentuk data digital dan data analog.
5.      Larry Long dan Nancy Long Komputer adalah alat hitung elektronik yang mampu menginterpresentasikan dan juga melaksanakan perintah program untuk input, output, perhitungan, dan operasi-operasi logik.
6.       William M. Fuori Komputer adalah suatu alat pemroses data yang dapat melakukan perhitungan besar secara cepat, termasuk perhitungan aritmetika dan operasi logika, tanpa campur tangan dari manusia.
7.       Williams, Sawyer Komputer adalah mesin multiguna yang dapat diprogram, yang menerima data (fakta-fakta dan gambar-gambar kasar) dan memproses atau memanipulasinya ke dalam informasi yang dapat kita gunakan.

 B. PENGERTIAN TEKNOLOGI INFORMASI

        TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.

Berikut ini Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Menurut Beberapa Ahli sebagai berikut :
1.   Menurut Eric Deeson: Teknologi informasi dan Komunikasi adalah kebutuhan manusia didalam mengambil dan memindahkan , mengolah dan memproses informasi dalam konteks sosial yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.
2.    Menurut Puskur Diknas Indonesia: Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemprosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
3.  Menurut Susanto: Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu yang digunakan untuk transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data / informasi maupun memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk alat berkomunikasi baik satu arah ataupun dua arah.
4.   Menurut (kamus Oxford, 1995)  Teknologi Informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.
5.   Menurut (Haag & Keen, 1996) Teknologi Informasi  adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.
6.  Menurut (Martin, 1999) Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (software & hardware) yang digunakan untuk memproses atau menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
7.  Menurut (Lucas, 2000) Teknologi Informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis.
8.    Menurut (William & Sawyer, 2003) Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.




Selasa, 24 September 2013

Sterilitas

Steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba baik yang patogen maupun yang tidak patogen baik dalam bentuk vegetatif maupun dalam bentuk spora.
Uji sterilitas merupakan suatu cara pengujian untuk mengetahui suatu sediaan atau bahan farmasi atau alat-alat kesehatan yang dipersyaratkan harus dalam keadaan steril. Dengan demikian sediaan dan peralatan tersebut harus bebas dari mikroorganisme. Jadi, hanya dikenal sediaan dan peralatan tersebut steril atau tidak steril, tidak ada istilah hampir atau setengah steril.

Tujuan uji sterilitas
Menurut Farmakope edisi IV (1995), uji sterilitas digunakan untuk menetapkan apakah suatu bahan/sediaan farmasi yang diharuskan steril memenuhi syarat sesuai dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing-masing monografi, diaman untuk penggunaannya sesuai dengan prosedur pengujian sterilitas sebagai bagian dari pengawasan mutu pabrik, seperti yang tertera dalam sterilisasi dan jaminan sterilitas bahan.

Sterilitas, Kontrol Ruang dan Personalia

Pembagian Ruang Steril :
a.    Ruang Kelas I (White Area)
Jumlah Partikel (non-patogen) ukuran 0,5 µm maksimum 100/ft3
b.    Ruang Kelas II (Clear Area)
Jumlah Partikel (non-patogen) ukuran 0,5 µm maksimum 10000/ft3
c.    Ruang Kelas III (Grey Area)
Jumlah Partikel (non-patogen) ukuran 0,5 µm maksimum 100000/ft3
d.    Ruang Kelas IV (Black Area)
Jumlah Partikel (non-patogen) ukuran 0,5 µm maksimum 100000/ft3
Syarat Ruangan Steril :
a.      Tembok dan langit-langit harus dibuat miring.
b.      Lantai tidak terbuat dari semen atau tegel.
c.      Dinding harus licin dan sebaiknya dibuat dari porselin dan jangan beton atau semen agar mudah pembersihannya.
d.      Lantai dan dinding sedapat mungkin jangan ada sambungan, jadi mempunyai permukaan yang betul-betul licin
e.      Dinding-dindingnya tidak boleh ada susut-sudut yang tajam, karena menjadi sumber debu dan sukar untuk dibersihkan.
f.       Ruangan jangan terlalu penuh dengan meubel,harus secukupnya saja serta meubel mempunyai permukaan yang licin, tidak ada sambungan atau celah sedapat mungkin dipasang pada dinding jadi tidak berkaki agar lantai mudah dibersihkan.
g.      Pintu dan jendela diusahakan adanya bertekanan positif agar kalau pintu terbuka tidak ada udara yang masuk membawa debu dan mikroorganisme.
h.      Tidak boleh ada ruangan terbuka (jalan hanya satu arah).
i.        Memiliki tempat pembuangan khusus.Ruangan disterilkan dengan cara disemprot dengan larutan bakterisid lalu didiamkan beberapa waktu lalu dihisap dan diganti dengan udara steril (udara yang dilewatkan pada penyaringan udara). Zat yang dipakai yaitu:
1.      Uap formaldehid
2.      Campuran etilenglikol, resorsin+air+alkohol sama banyak (spray)
3.      Etilenoksida dalam CO2 100% karena etilenoksida mudah meledak jika sendiri
4.      Ozon, kloropikrin, propylenoksid, metilbromid.

Ruangan untuk pembuatan sediaan-sediaan injeksi dan sediaan mata dan telinga biasanya dirancang khusus yang memiliki fasilitas pembersihan dengan kran-kran untuk mencuci kaki atau anggota badan lainnya dari pekerja, sabun-sabun antiseptik dan pengering tangan dengan udara panas yang dilakukan sebelum memasuki ruangan oleh para pekerja pada setiap proses pengerjaan. dalam pabrikasi terhadap beberapa produk harus menggunakan pakaian pelindung steril termasuk gowns, celana panjang, sepatu, penutup kepala, masker wajah serta sarung tangan.

Mikroorganisme dapat berpindah ke dalam preparat farmasi pada proses pengerjaan oleh para pekerja atau operator. hal ini tidak diinginkan pada sediaan parenteral. bahaya pemindahan mikroorganisme dari manusia ke sediaan farmasi, dapat dikurangi dengan latihan yang kontinyu dari personalianya, serta dilakukan pengecekan kesehatan yang teratur untuk mencegah adanya bakteri patogen yang berasal dari kontak dengan beberapa hasil jadi dari obat-obatan.

Sediaan Steril
Jenis-jenis sediaan steril beserta pengertiannya

1.    Sterile dosage form; 15-16
a.   Injeksi
Larutan obat dalam bahan yang cocok dengan atau tanpa bahan tambahan, digunakan untuk penggunaan parenteral didefenisikan sebagai injeksi. Sebuah injeksi bisa disiapkan sebagai dosis tunggal atau dosis ganda, volumenya bisa sama kecilnya dengan setengah militer, seperti injeksi atropine sulfat, atau sebesar 1 liter, seperti injeksi dextrose. Istilah ini juga bisa digunakan sebagai emulsi steril.
 
b.   Cairan infus
Cairan infus intravena merupakan kelompok injeksi yang terkarakterisasi oleh metode pemberian. Ini termasuk sediaan yang digunakan sebagai nutrisi dasar, seperti injeksi dextrose, untuk penyimpanan keseimbangan elektrolit, seperti injeksi ringer mengandung ion natrium, kalium, dan kalsium, untuk penggantian cairan, kombinasi seperti injeksi dextrose dan nacl, dan untuk beberapa kegunaan lain, seperti hiperalimentasi parenteral
 
c.   Radiofarmasetik
Bahan radiofarmasetik yang digunakan untuk uji fungsi organ terpisah sebagai kelompok injeksi di bawah istilah radiofarmasetikal. Mereka berbeda dari injeksi lain yaitu obat dalam bentuk radioaktif, teknik berbeda juga dibutuhkan dalam penyiapan dan penanganan.

d.   Padatan steril
Sejak beberapa obat tidak memiliki stabilitas yang cocok dalam larutan untuk membolehkan pembungkusan sebagai injeksi, mereka disiapkan sebagai padatan kering agar ditempatkan dalam larutan pada saat penggunaan. Jika padatan kering tidak mengandung buffer, pengisi, atau bahan tambahan lain, mereka dilabeli sebagai obat steril, seperti natrium nafcilin steril. Jika bentuk kering dari obat juga mengandung buffer, pengisi, dan bahan tambahan lain, sediaan dilabeli sebagai obat untuk injeksi, seperti amfoterisin b untuk injeksi. Perbedaan dalam pelabelan mengindikasikan kehadiran atau ketiadaan dari bahan.
 
e.   Suspensi steril
Obat yang disuspensikan dalm bahan parenteral yang cocok dibuat sebagai suspensi obat steril, contohnya suspensi steril hidrokortison asetat. Jika obat dalam bentuk kering dan akan menjadi suspensi dengan penambahan bahan parenteral yang cocok, ditandai sebagai obat steril untuk suspensi, seperti suspensi steril kloramfenikol. Tidak seperti injeksi, 2 tipe suspensi tidak pernah diberikan intravena atau diinjeksikan ke dalam kanal sum-sum tulang belakang.
 
f.    Larutan mata, suspensi dan salep
Obat dalam larutan diberikan dengan cara ditanamkan pada mata adalah sediaan steril, walaupun istilah ”steril” tidak umum termasuk dalam namanya, contoh larutan mata natrium sulfasetamida atau suspensi mata hidrokortison asetat. Mereka juga berbeda dari sediaan sebelumnya yaitu tidak perlu bebas pirogen karena tempat penggunaannya. Dalam penyiapan salep mata, bahan obat baik dalam larutan atau padatan termikronisasi ditambahkan agar tidak mengiritasi basis salep. Salep disterilkan dengan panas kering atau dengan radiasi; beberapa disiapkan dengan penyiapan steril melalui kombinasi aseptik dari bahan steril. Mereka harus dikemas dalam wadah bersegel dan bebas dari bahan partikulat yang tidak diinginkan seperti partikel logam.
 
g.   Larutan irigasi
Larutan yang digunakan untuk mencuci luka terbuka, didefenisikan sebagai larutan irigasi dan digunakan secara topikal, tidak pernah secara parenteral.
 
h.   Bahan diagnostik
Larutan yang diberikan secara parenteral untuk tujuan diagnostik, seperti injeksi evan’s blue, digunakan untuk menentukan volume darah. 
 
i.      Ekstrak allergenio
Ekstrak allergenio adalah konsentrasi allergen atau bahan yang bertanggung jawab untuk sensitivitas yang tidak biasa dari beberapa individu, digunakan untuk diagnostik atau pengobatan reaksi allergenik. 
 
j.    Larutan dialisis peritonial 
Larutan digunakan dengan teknik dialisis peritoneal untuk menurunkan sampah tubuh, cairan tubuh, elektrolit serum dan bahan racun.

ALASAN TERTENTU KESTERILAN SEDIAAN DAN ALAT KESEHATAN TERSEBUT
      Karena obat itu berhubungan langsung dengan darah dan jaringan tubuh dimana pertahanan terhadap zat asing tidaklah selengkap yang ada di saluran cerna (misalnya hati berfungsi sebagai deteksi), diharapkan dengan disterilkan dapat terhindarkan dari bahan infeksi sekunder. Dalam hal ini, tidak berlaku istilah relatif steril tetapi yang berlaku steril atau tidak steril.

Terimakasih, semoga bermanfaat..

Flavonoid salah satu senyawa dalam Tanaman



Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar terdapat pada semua tumbuhan hijau. Dalam tumbuhan, aglikon flavonoid (flavonoid tanpa gula terika ) terdapat dalam berbagai struktur. Semuanya mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatis yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin keton ( Markham, 1988 )
Gambar 1. Struktur flavonoida
Sistem penomoran untuk turunan flavonoida diberikan sebagai berikut : 
Gambar 2. system penomoran pada Struktur Dasar Flavonoida

Umumnya senyawa flavonoida dalam tumbuhan terikat oleh gula sebagai glikosida, yang mana dalam satu tumbuhan bisa terdapat beberapa bentuk kombinasi glikosida. Oleh karena itu flavonoida dalam jaringan tumbuhan biasanya terdapat sebagai campuran dan jarang sekali dijumpai sebagai flavonoida tunggal.
Flavonoida terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji. Penyebaran flavonoida pada tumbuhan yang terbesar adalah Angiospermae ( Markham, 1988 ). Fungsi Flavonoida untuk tumbuhan yang mengandungnya adalah untuk pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, sebagai pigmen  bunga, flavonoida berperan dalam menarik burung dan serangga penyerbuk bunga ( Robinson, 1995 ).